Jumat, 20 Mei 2016

Pembahhasan tentang Floating Grounding, Peterson Coil, Impedansi, dan Pentanahan Efektif dan Tidak Efektif

Sistem Yang Tidak Diketanahkan (Floating Grounding)
         Suatu sistem dikatakan tidak diketanahkan (floating grounding) atau sistem delta. Jika tidak ada hubungan galvanis antara sistem itu dengan tanah.
Metode Pentanahan Titik Netral
Metode-metode pentanahan titik netral sistem tenaga listrik adalah sebagai berikut :
-Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)
-Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)
-Pentanahan langsung (effective grounding)
-Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya dapat berubah-ubah(resonant  grounding)
-pentanahan dengan kumparan Petersen (Petersen Coil).

Pengertian Pentanahan/Grounding



Kumparan Petersen(Peterson Coil)
Kumparan petersen biasanya digunakan dalam sistem pentanahan 3 phasa untuk membatasi arus busur selama terjadinya gangguan tanah. Kumparan ini pertama dikembangkan oleh W.Petersen pada tahun 1916. Ketika terjadi sebuah gangguan 1 phasa ke tanah pada sistem 3 phasa yang tidak ditanahkan, tegangan dari phasa yang terganggu berkurang sampai tegangan tanah (0V). Gangguan ini menyebabkan 2 phasa sehat tegangannya meningkat menjadi 3 kali tegangan semula.
Peningkatan tegangan ini menyebabkan suatu aliran arus Ic melaluikapasitansi phasa ke tanah. Arus Ic yang meningkat 3 kali arus kapasitif normal dan mengalir pada rangkaiannya. Ini menyebabkan pukulan pada lokasi gangguan yangdikenal dengan busur tanah (arching ground ). Hal ini juga menyebabkan tegangan berlebih pada sistem.
Pada hakekatnya tujuan dari pentanahan dengan kumparan Petersen adalah untuk melindungi sistem dari gangguan hubung singkat fasa ke tanah yang sementara sifatnya (temporary fault), yaitu dengan membuat arus gangguan yang sekecil-kecilnya dan pemadaman busur api dapat terjadi dengan sendirinya. Kumparan Petersen berfungsi untuk memberi arus induksi (IL) yang mengkonpensir arus gangguan, sehingga arus gangguan itu kecil sekali dan tidak membahayakan peralatan listrik yang dilaluinya.
Arus gangguan ke tanah yang mengalir pada sistem sedemikian kecilnya sehingga tidak langsung mengerjakan rele gangguan tanah untuk membuka pemutusnya (PMT) dari bagian yang terganggu. Dengan demikian kontinuitas penyaluran tenaga listrik tetap berlangsung untuk beberapa waktu lamanya walaupun sistem dalam keadaan gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, yang berarti pula dapat memperpanjang umur dari pemutus tenaga (PMT).
Sebaliknya sistem pentanahan dengan kumparan Petersen ini mempunyai kelemahan, yaitu sulit melokalisir gangguan satu fasa ke tanah yang bersifat permanen dan biasanya memakan waktu yang lama. Gangguan hubung singkat yang permanen itu dapat mengganggu bagian sistem yang lainnnya. Oleh karena itu hubung singkat tersebut tetap harus dilokalisir dengan menggunakan rele hubung singkat ke tanah (Ground fault relay).
Pentanahan titik netral melalui kumparan Petersen mempunyai keuntungan dan kerugian yaitu :
Keuntungan :
         Arus gangguan dapat dibuat kecil sehingga tidak berbahaya bagi mahluk hidup.
         Kerusakan peralatan sistem dimana arus gangguan mengalir dapat dihindari.
         Sistem dapat terus beroperasi meskipun terjadi gangguan fasa ke tanah.
         Gejala busur api dapat dihilangkan.
Kerugian :
         Rele gangguan tanah (ground fault relay) sukar dilaksanakan karena arus gangguan tanah relatif kecil.
         Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah yang menetap (permanen) pada sistem.
         Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena bila ada perubahan pada sistem, kumparan Petersen harus disetel (tuning) kembali.

Netral Sistem dari transformator 3 fasa dengan hubungan Y yang dihubungkan dengan tanah atau bumi melalui reaktor induktif disebut Peterson coil Nilai reaktansi Induktansi disesuaikan dengan nilai reaktansi kapasitansi jaringan.
Kegunaan :
Arus kapasitif gangguan tanah yang besar dikecilkan agar tidak terjadi Arcing Ground yang berbahaya.
-          Arus gangguan tanah temporer menjadi bisa self clearing kembali.
-          Dapat mengkompensasikan arus kapasitif.
-          Tegangan Fasa- tanah dalam :

Kondisi normal : Masih dapat terjaga seimbang, bila Ce seimbang.
Kondisi gangguan tanah : tegegangan netral-tanah naik, tegangan fasa-tanah naik 3.

Bila terjadi arus gangguan tanah :
-          Arus kapasitif jaringan dikompensir oleh arus IL
-          Tidak tergantung lokasi gangguan, besarnya tetap.
-          Relai gangguan tanah tidak selektif.
-          Arus gangguan tanah tidak membuat Arcing.

Keuntungan :
-          Arus gangguan dapat dibuat kecil sehingga tidak berbahaya bagi mahluk hidup.
-          Kerusakan peralatan sistem dimana arus gangguan mengalir dapat dihindari.
-          Sistem dapat terus beroperasi meskipun terjadi gangguan fasa ketanah.
-          Gejala busur api dapat dihilangkan.


Kerugian :
-          Rele gangguan tanah (ground fault relay) sukar dilaksanakan karena arus gangguan tanah relatif kecil.
-          Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah yang menetap (permanen) pada sistem.
-          Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena bila ada perubahan pada sistem, kumparan Petersen harus disetel (tuning) kembali.


Impedansi
Dalam teknik elektro, impedansi adalah ukuran sejauh mana rangkaian menghambat aliran listrik. Semua bahan memiliki beberapa tingkat hambatan listrik, yang menyebabkan beberapa energi akan hilang sebagai
panas, dan mengurangi aliran arus. Dalam kasus arus searah (DC), impedansi sama dengan resistansi, dan semata-mata tergantung pada bahan dari mana sirkuit dibuat. Namun, untuk arus bolak (AC), dua faktor tambahan dapat berkontribusi terhadap impedansi yakni: kapasitansi dan induktansi. Bersama ini dikenal sebagai reaktansi, yang merupakan ukuran dari hambatan terhadap perubahan arus yang tergantung pada frekuensi, dan pada komponen sirkuit.
Arus bolak-balik terus berubah arah, dan melakukannya pada frekuensi yang diberikan, yang diukur dalam Hertz (Hz), atau siklus per detik. Biasanya, listrik disuplai pada 50 atau 60 Hz, tetapi ini dapat diubah untuk aplikasi khusus. Frekuensi dapat ditampilkan sebagai gelombang pada osiloskop dalam hal arus atau tegangan, dengan jarak dari puncak ke puncak mewakili siklus lengkap. Tingkat reaktansi di sirkuit tergantung pada frekuensi pasokan AC. Lebih khusus, reaktansi kapasitif menurun dengan meningkatnya frekuensi, sedangkan reaktansi induktif akan meningkat.
Reaktansi kapasitif
Sebuah kapasitor adalah sebuah perangkat yang dapat menyimpan muatan listrik, dan kemudian melepaskannya. Hal ini biasanya terdiri dari bahan non-konduktor, atau isolator, terjepit di antara dua pelat logam. Sebagai bagian dari rangkaian, memungkinkan muatan untuk tersimpan pada isolator dan efektif menyimpan energi dalam medan listrik. Dengan meningkatnya muatan, arus ini akan berkurang. Setelah waktu tertentu, kapasitor tidak akan mampu menyerap muatan lebih dan arus akan turun menjadi nol, di mana pada titik itu akan melepaskan, menghasilkan aliran elektron dalam arah yang berlawanan.
Namun, jika frekuensi AC tinggi, arus akan mengubah arah dalam waktu kurang dari kapasitor yang diperlukan untuk “mengisi.” Karena arus berada pada maksimum pada awal siklus, pasokan AC frekuensi tinggi akan hampir tidak terpengaruh oleh kapasitor. Sebaliknya, jika frekuensi rendah, hal ini akan memberikan waktu untuk beberapa muatan dapat terkumpul dalam kapasitor, menyebabkan penurunan arus sebelum siklus berikutnya. Kapasitor yang digunakan di banyak perangkat populer dan gadget, dan reaktansi kapasitif sehingga biasanya merupakan faktor penting dalam impedansi.

Dalam teknik elektro, impedansi adalah ukuran sejauh mana rangkaian menghambat aliran listrik. Semua bahan memiliki beberapa tingkat hambatan listrik, yang menyebabkan beberapa energi akan hilang sebagai
panas, dan mengurangi aliran arus. Dalam kasus arus searah (DC), impedansi sama dengan resistansi, dan semata-mata tergantung pada bahan dari mana sirkuit dibuat. Namun, untuk arus bolak (AC), dua faktor tambahan dapat berkontribusi terhadap impedansi yakni: kapasitansi dan induktansi. Bersama ini dikenal sebagai reaktansi, yang merupakan ukuran dari hambatan terhadap perubahan arus yang tergantung pada frekuensi, dan pada komponen sirkuit.
Arus bolak-balik terus berubah arah, dan melakukannya pada frekuensi yang diberikan, yang diukur dalam Hertz (Hz), atau siklus per detik. Biasanya, listrik disuplai pada 50 atau 60 Hz, tetapi ini dapat diubah untuk aplikasi khusus. Frekuensi dapat ditampilkan sebagai gelombang pada osiloskop dalam hal arus atau tegangan, dengan jarak dari puncak ke puncak mewakili siklus lengkap. Tingkat reaktansi di sirkuit tergantung pada frekuensi pasokan AC. Lebih khusus, reaktansi kapasitif menurun dengan meningkatnya frekuensi, sedangkan reaktansi induktif akan meningkat.
Reaktansi kapasitif
Sebuah kapasitor adalah sebuah perangkat yang dapat menyimpan muatan listrik, dan kemudian melepaskannya. Hal ini biasanya terdiri dari bahan non-konduktor, atau isolator, terjepit di antara dua pelat logam. Sebagai bagian dari rangkaian, memungkinkan muatan untuk tersimpan pada isolator dan efektif menyimpan energi dalam medan listrik. Dengan meningkatnya muatan, arus ini akan berkurang. Setelah waktu tertentu, kapasitor tidak akan mampu menyerap muatan lebih dan arus akan turun menjadi nol, di mana pada titik itu akan melepaskan, menghasilkan aliran elektron dalam arah yang berlawanan.
Namun, jika frekuensi AC tinggi, arus akan mengubah arah dalam waktu kurang dari kapasitor yang diperlukan untuk “mengisi.” Karena arus berada pada maksimum pada awal siklus, pasokan AC frekuensi tinggi akan hampir tidak terpengaruh oleh kapasitor. Sebaliknya, jika frekuensi rendah, hal ini akan memberikan waktu untuk beberapa muatan dapat terkumpul dalam kapasitor, menyebabkan penurunan arus sebelum siklus berikutnya. Kapasitor yang digunakan di banyak perangkat populer dan gadget, dan reaktansi kapasitif sehingga biasanya merupakan faktor penting dalam impedansi.


multimeter bisa digunakan untuk mengukur impedansi
Reaktansi induktif
Induktansi adalah kecenderungan dari perubahan arus yang mengalir melalui kawat yang akan melawan arus lawan di dekat konduktor. Hal ini terjadi karena arus listrik yang berubah menghasilkan medan magnet yang berubah, yang pada gilirannya menyebabkan elektron mengalir dalam materi. Ketika kawat dililitkan ke koil, membentuk sebuah induktor, dan akan menghasilkan aliran elektron yang berlawanan, atau gaya gerak listrik (ggl) dalam dirinya sendiri. Tegangan dari ggl yang diinduksi meningkat seiring dengan laju perubahan tegangan suplai, sehingga meningkatkan frekuensi AC akan meningkatkan reaktansi induktif. Seperti kapasitor, induktor biasanya banyak digunakan dalam berbagai komponen.
Kombinasi Kapasitor dan induktor
Ketika kedua perangkat yang terdapat dalam sirkuit, efek tidak hanya tergantung pada frekuensi AC, tetapi juga pada bagaimana mereka terhubung. Jika kapasitor dan induktor dihubungkan secara seri, arus awalnya meningkat dengan frekuensi, mencapai maksimum pada titik tertentu, yang dikenal sebagai frekuensi resonansi, dan jatuh setelahnya. Jika mereka terhubung secara paralel, arus jatuh saat meningkatnya frekuensi sampai tercapai suatu titik di mana tidak mengalir. Di luar titik ini, aliran naik lagi.
Pengukuran dan satuan
Seperti hambatan, reaktansi dan impedansi juga diukur dalam ohm. Dalam persamaan, impedansi biasanya diwakili oleh simbol Z, dan reaktansi oleh X. Reaktansi kapasitif dan reaktansi induktif masing-masing diwakili oleh XC dan XL. Demikian pula dengan hukum Ohm untuk hambatan, impedansi keseluruhan dapat dinyatakan sebagai Z = V / I, di mana Z dalam satuan ohm; V adalah tegangan, dalam satuan volt; dan I adalah arus, dalam satuam ampere.



Pentanahan Efektif dan Tidak Efektif
A.        Pendahuluan
Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman langsung terhadap peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau kebocoran arus akibat kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan juga tegangan lebih dimana gangguan tersebut dapat dialirkan ke tanah dengan menggunakan sistem pentanahan.
Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan distribusi yang langsung rangkaiannya ditanahkan dengan cara mentanahkan badan peralatan instalasi yang diamankan, sehingga bila terjadi kegagalan isolasi, terhambatlah atau bertahannya tegangan sistem karena terputusnya arus oleh alat-alat pengaman tersebut. Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Membuat jalur impedansi rendah ketanah untuk pengamanan peralatan menggunakan rangkaian yang efektif.
2. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja hubung (surge current)
3. Menggunakan bahan tahan terhadap korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi tanah.
4. Untuk meyakinkan kontiniutas penampilan sepanjang umur peralatan yang dilindungi.
5. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam pelayanannya.
B.         Fungsi Pentanahan
Secara umum fungsi dari sistem pentanahan dan grounding pengaman adalah sebagai berikut :
1.         Mencegah terjadinya perbedaan potensial antara bagian tertentu dari instalasi secara aman.
2.         Mengalirkan arus gangguan ke tanah sehingga aman bagi manusia dan peralatan.
3.         Mencegah timbul bahaya sentuh tidak langsung yang menyebabkan tegangan kejut.
4.         Melindungi peralatan / saluran dari bahaya kerusakan yang diakibatkan oleh adanya ganguan fasa ke tanah
5.         Melindungi peralatan / saluran dari bahaya kerusakan isolasi yang diakibatkan oleh tegangan lebih
6.         Untuk keperluan proteksi jaringan
7.         Melindungi makhluk hidup terhadap tegangan langkah (step voltage)
8.         Melindungi mahluk hidup dari tegangan sentuh
9.         Melindungi peralatan dari tegangan lebih
C.         Tipe Pentanahan
Pemilihan tipe pentanahan tergantung dari : segi praktis, menjaga kontunitas
sistem, memperkecil gangguan yang lebih besar, dan kompromi keseimbangan antara
arus dan tegangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tipe pentanahan.
harus diperhatikan dalam pemilihan tipe pentanahan dari suatu sistem tenaga,
ialah :
• Selektivitas dan sensitivitas dari rele gangguan tanah.
• Pembatasan besar arus gangguan tanah.
• Tingkat pengamanan terhadap tegangan surja dengan arester.
• Pembatasan tegangan lebih transien.
Faktor di atas mempunyai pengaruh yang besar terhadap ke ekonomisan sistem,
perencanaan serta tata letak dari sistem dan kontinuitas pelayanan.
Tipe pentanahan netral dari sistem-sistem tenaga adalah :
• Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)
• Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)
• Pentanahan tanpa impedansi/langsung (solid grounding)
• Pentanahan efektif (effective grounding),
1.         Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)
Sistem pengetanahan melalui tahanan pernah diterapkan pada sistem 230 kV. Sistem ini mempunyai tegangan lebih transien yang disebabkan oleh pemutusan relatif rendah. Maksud pengetanahan ini adalah untuk membatasi arus gangguan ke tanah antara 10% sampai 25% dari arus gangguan 3 fasa.
Batas yang paling bawah adalah batas minimum untuk dapat bekerjanya rele gangguan tanah, sedangkan batas atas adalah untuk membatasi banyaknya panas yang hilang pada waktu terjadi gangguan. Sistem pengetanahan melalui tahanan ini sekarang jarang digunakan pada jaringan transmisi tetapi dipakai pada sistem distribusi, sebagai gantinya adalah penggunaan reactor.
Untuk membatasi arus gangguan tanah, alat pembatas arus dipasang antara titik netral dengan tanah. Salah satu dari pembatas arus ini adalah tahanan dan tahanan ada dua yaitu metalik dan cair (liquid).
Besar dan hubungan fasa arus gangguan Iftg tergantung pada-pada harga reaktansi urutan nol dari sumber daya dan harga tahanan dan pentanahan.
Arus gangguan dapat dipecah menjadi dua komponen yaitu yang safasa dengan tengangan ke netral dari fasa terganggu yang lain ke tinggalan 900
Komponen yang ketinggalan dari arus gangguan Iftg dalam, fasanya akan berlawanan arah dengan arus kapasitip Ictg pada lokasi gangguan.
Dengan pemelihan harga tahanan pentanahan yang sesuai, komponen yang logging dari arua gangguan dapat dibuat sama atau lebih besar dari arus kapasitif sehingga tidak ada oscilasi transien karena dapat terjadi busur api.




Gambar 1. Fasa Tegangan Tanah pada Pentanahan Netral dengan Tahanan
Jika harga tahanan pentanahan tinggi sehingga komponen logging dari arus gangguan kurang dari arus kasitif, maka kondisi sistem akan mendekati sistem netral yang tidak ditanahkan dengan resiko terjadinya tegangan lebih.
Pentanahan titik netral melalui tahanan (resistance grounding) mempunyai keuntungan dan kerugian yaitu :


Keuntungan :
•           Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil
•           Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus gangguan tanah kecil.
•           Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus gangguan yang melaluinya.
Kerugian :
•           Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan selama terjadinya gangguan fasa ke tanah.
•           Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil, kepekaan rele pengaman menjadi berkurang dan lokasi gangguan tidak cepat diketahui.
2.         Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)
Reaktor pengetanahan ini digunakan bila trafo daya tidak cukup membatasi arus gangguan tanah. Pengetanahan ini digunakan untuk memenuhi persyaratan dari sistem yang diketanahkan dengan pengetanahan ini, besarnya arus gangguan ketanah di atas 25% dari arus gangguan 3 fasa
Keuntungannya dengan mengetanahkan trafo daya adalah untuk menekan tegangan lebih transien, sehingga trafo daya dapat menggunakan isolasi dan tipe arrester yang lebih kecil dan mengurangi penggunaan metode pengetanahan dengan reaktor, terutama untuk sistem-sistem di atas 115 kV.
Suatu sistem dapat dikatakan ditanahkan reatansi bila suatu impendansi yang lebih induktif, disiipkan dalam titik netral trafo (generator) dengan tanah.
Metode ini mempunyai keuntungan dari pentanahan tahanan :
a. Untuk arus gangguan tanah maksimum peralatan reaktor lebih kecil dari resistor.
b. Energi yang disisipkan dalam reaktor lebih kecil.
Dengan ketiga tegangan fasa yang dipasang seimbang arus dari masing-masing impedansi akan menjadi sama dan saling berbeda fasa 1200 satu sama lainnya. Secara konsekuen tidak ada perbedaan pontensial antara titik netral dari suplai trafo tenaga.
3.         Pentanahan efektif (effective grounding)
Pentanahan netral yang sederhana dimana hubungan langsung dibuat antara netral dengan tanah


Gambar 2. Gangguan fasa T ke tanah pada pentanahan netral langsung
Jika tegangan seimbang, juga kapasitasi fasa ke tanah sama, maka arus-arus kapasitansi fasa tanah akanmenjadi sama dan saling berbeda fasa 1200satu sama lainnya. Titik netral dari impedansi adalah pada potensial tanah dan tidak ada arus yang mengalir antara netral impedansi terhadap netral trafo tenaga.
4.         Pentanahan tanpa impedansi/langsung (solid grounding)
Pentanahan tanpa Impedansi atau langsung. Pentanahan ini ialah apabila titik
netral trafo kita hubungkan langsung ketanah, pada system ini bila terjadi gangguan kawat ketanah akan mengakibatkan terganggunya kawat dan gangguan ini harus diisolasi dengan memutus Pemutus daya ( PMT / CB ). Tujuannya untuk mentanahkan titik netral secara langsung dan membatasi kenaikan tegangan dari fasa yang tidak terganggu. digunakan pada sistem dengan tegangan 20 kV. Sistem ini mengandalkan nilai besarnya tahanan pentanahan (makin kecil tahanan pentanahan makin baik) yang dipengaruhi oleh bahan dari elektroda pentanahannya
Gambar 3. Pentanahan Netral Langsung (Solid)
Kemudian selain keempat system pentanahan tersebut ada pula system pentanahan
lain yaitu:


5.         Sistem Netral Tidak Diketanahkan

Gambar 4. Sistem netral tidak dketanahkan
Arus Ictg yang mengalir dari fasa yang tergangu ketanah, yang mana mendahului tegangan fasa aslinya kenetral dengan sudut 900. Akan terjadi busur api (arcing) pada titik ganguan karena induktansi dan kapasitansi dari system. Tengangan fasa yang sehat akan naik menjadi tegangan line (fasa-fasa) atau 3 kali tegangan fasa, bahkan sampai 3 kali tegangan fasa.
Pada sistem ini bila terjadi gangguan phasa ke tanah akan selalu mengakibatkan terganggunya saluran (line outage), yaitu gangguan harus di isolir dengan membuka pemutus daya. Salah satu tujuan pentanahan titik netral secara langsung adalah untuk membatasi tegangan dari fasa-fasa yang tidak terganggu bila terjadi gangguan fasa ke tanah.
Keuntungan :
         Tegangan lebih pada phasa-phasa yang tidak terganggu relatif kecil
         Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi gangguan dapat dipermudah, sehingga letak gangguan cepat diketahui
         Sederhana dan murah dari segi pemasangan
Kerugian :
         Setiap gangguan phasa ke tanah selalu mengakibatkan terputusnya daya
         Arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan dapat membahayakan makhluk hidup didekatnya dan kerusakan peralatan listrik yang dilaluinya
6.         Pentanahan Petersen Coil.
Kumparan petersen biasanya digunakan dalam sistem pentanahan 3 phasa untuk membatasi arus busur selama terjadinya gangguan tanah. Kumparan ini pertama dikembangkan oleh W.Petersen pada tahun 1916. Ketika terjadi sebuah gangguan 1 phasa ke tanah pada sistem 3 phasa yang tidak ditanahkan, tegangan dari phasa yang terganggu berkurang sampai tegangan tanah (0V). Gangguan ini menyebabkan 2 phasa sehat tegangannya meningkat menjadi 3 kali tegangan semula.
Peningkatan tegangan ini menyebabkan suatu aliran arus Ic melaluikapasitansi phasa ke tanah. Arus Ic yang meningkat 3 kali arus kapasitif normal dan mengalir pada rangkaiannya. Ini menyebabkan pukulan pada lokasi gangguan yangdikenal dengan busur tanah (arching ground ). Hal ini juga menyebabkan tegangan berlebih pada sistem.
Pada hakekatnya tujuan dari pentanahan dengan kumparan Petersen adalah untuk melindungi sistem dari gangguan hubung singkat fasa ke tanah yang sementara sifatnya (temporary fault), yaitu dengan membuat arus gangguan yang sekecil-kecilnya dan pemadaman busur api dapat terjadi dengan sendirinya. Kumparan Petersen berfungsi untuk memberi arus induksi (IL) yang mengkonpensir arus gangguan, sehingga arus gangguan itu kecil sekali dan tidak membahayakan peralatan listrik yang dilaluinya. Arus gangguan ke tanah yang mengalir pada sistem sedemikian kecilnya sehingga tidak langsung mengerjakan rele gangguan tanah untuk membuka pemutusnya (PMT) dari bagian yang terganggu. Dengan demikian kontinuitas penyaluran tenaga listrik tetap berlangsung untuk beberapa waktu lamanya walaupun sistem dalam keadaan gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, yang berarti pula dapat memperpanjang umur dari pemutus tenaga (PMT).
Sebaliknya sistem pentanahan dengan kumparan Petersen ini mempunyai kelemahan, yaitu sulit melokalisir gangguan satu fasa ke tanah yang bersifat permanen dan biasanya memakan waktu yang lama. Gangguan hubung singkat yang permanen itu dapat mengganggu bagian sistem yang lainnnya. Oleh karena itu hubung singkat tersebut tetap harus dilokalisir dengan menggunakan rele hubung singkat ke tanah (Ground fault relay).
Pentanahan titik netral melalui kumparan Petersen mempunyai keuntungan dan kerugian yaitu :
Keuntungan :
         Arus gangguan dapat dibuat kecil sehingga tidak berbahaya bagi mahluk hidup.
         Kerusakan peralatan sistem dimana arus gangguan mengalir dapat dihindari.
         Sistem dapat terus beroperasi meskipun terjadi gangguan fasa ke tanah.
         Gejala busur api dapat dihilangkan.
Kerugian :
         Rele gangguan tanah (ground fault relay) sukar dilaksanakan karena arus gangguan tanah relatif kecil.
         Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah yang menetap (permanen) pada sistem.
         Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena bila ada perubahan pada sistem, kumparan Petersen harus disetel (tuning) kembali.
Lokasi penerapan tipe pentanahan peterson coil di PT PLN (Persero P3B Region Jawa Barat Plengan-Lamajan
D.        Metode Pentanahan
Pada sistem Tegangan Menengah sampai dengan 20 kV harus selalu diketanahkan
karena menjaga kemungkinan kegagalan sangat besar oleh tegangan lebih transient
tinggi yang disebabkan oleh busur tanah (arching ground atau restriking ground
faults). Untuk itu pentanahan yang sesuai dengan kreteria adalah :
• Tahanan Rendah, terutama untuk system yang dipakai mensuplai mesin-mesin
berputar, khususnya pemakaian dalam industri.
• Tahanan Tinggi, dengan tahanan tinggi kerusakan karena arus sangat berkurang.
Pentanahan ini dipilih dengan tujuan :
•           mencegah pemutusan yang tidak direncanakan
•           apabila system sebelumnya dioperasikan tanpa pengetanahan dan tidak ada rele tanah yang dipasang.
•           apabila pembatasan kerusakan karena arus dan tegangan lebih diinginkan tetapi tidak dibutuhkan rele tanah yang selektif.
Pentanahan Langsung mempunyai biaya paling rendah dari semua metode Pentanahan, untuk sistem distribusi saluran udara ( SUTM ) dan sistem yang disuplai dengan trafo dengan pengaman lebur pada sisi primer perlu memberikan arus gangguan yang cukup untuk melebur pengaman leburnya. Dalam standart SPLN no.2 tahun 1978 ditetapkan pengetanahan Jaringan Tegangan Menengah adalah pengetanahan netral sistem 20 kV beserta pengamannya dengan tahanan Ditinjau dari besarnya tahanan pentanahan, sistem pengetanahan jaringan menengah dapat diklasifikasikan seperti berikut :
1.         Pentanahan Tahanan rendah 12 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap fasa 1000 A yang dipakai pada saluran kabel atau kabel tanah ( SKTM ) tegangan menengah 20 kV untuk sistem 3 phasa 3 kawat.

Pengetanahan sistem ini dilakukan pada gardu-gardu distribusi dan sambungan kabel Dipakai PLN wilayah kerja DKI Jaya dan Jabar

Gambar 5. Pentanahan di DKI Jaya dan Jabar
2.         Pentanahan Tahanan rendah 40 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap phasa 300A. yang dipakai pada saluran udara tegangan menengah ( SUTM ) 20 kV untuk sistem 3 phasa 3 kawat.
Pentanahan sistem ini dilakukan pada tiap-tiap tiang dengan tahanan maksimum 20 Ohm. 

Dipakai PLN wilayah kerja DKI dan Jawa Barat.

Gambar 6. Pentanahan di DKI Jaya dan Jabar
3.         Pentanahan Tahanan tinggi 500 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap phasa 25A. yang dipakai pada saluran udara tegangan menengah 20 kV untuk system 3 phasa 3 kawat.

Dipakai PLN wilayah kerja Jawa Timur.


Gambar 7. Pentanahan di Jatim
Keunikan dari sistem ini, karena gangguan tanah sangat kecil maksimum 25 A
sehingga bila terjadi persentuhan kawat Tegangan menengah pada jaringan atau
instalasi Tegangan rendah, bila tahanan tanah pada instalasi mak 1 Ohm ( tegangan sentuhnya 1 x 25A = 25 Voll, tidak melebihi tegangan sentuh 50 volt yang diijinkan). Mengingat rendahnya arus hubung singkat phasa tanah, maka sebagian besar gangguan yang sifatnya temporer dapat bebas dengan sendirinya
4.         Khusus untuk sistem 3 phasa 4 kawat, pentanahan langsung tanpa impedansi dengan menggabungkan antara kawat netral dengan grounding pada banyak titik sepanjang jaringan ( multi grounded common netral ). Dipakai PLN wilayah kerja Jawa Tengah dan DI Jogjakarta.


Gambar 8. Pentanahan di Jateng dan DIY
Pentanahan pada saluran kabel tegangan menengah dilakukan pada gardu-gardu distribusi dan sambungan-sambungan kabel dan untuk saluran udara dilakukan pada tiap-tiap tiang dengan tahanan pentanahan maksimum. 20 ohm. Pentanahan gardu distribusi dan sambungan sambungan berfungsi sebagai pengaman saja dan terpisah dari jaringan secara elektrik.
-          Kreteria pemasangan sistem pengetanahan jaringan distribusi Jaringan Tegangan
-          Menengah di Indonesia disesuaikan dengan kepadatan beban terpasang pada masing
-          Masing wilayah sesuai dengan Tabel dibawah. Sedang untuk pentanahan Jaringan
-          Tegangan Rendah, pada saluran udara tegangan rendah pada setiap jarak tertentu
seperti pada gambar berikut :


Gambar 9. Jaringan Tegangan Rendah

Gambar 10. Tabel Sistem pengetanahan jaringan distribusi di Indonesia